Koluttimes – Bagi daerah dengan potensi garis pantai dan atau wilayah pesisir yang besar merupakan suatu keuntungan, karena potensi ekonomi pesisir tidak kalah menarik dan menguntungkan daerah dan masyarakat, jika mampu dikelola secara baik dan benar. Potensi Pesisir Kolaka Utara dengan panjang garis pantai 210 Km, menjadikannya sebagai salah satu daerah dengan hamparan pertambakan yang cukup luas sekitar 8445 Ha.
Kebutuhan akan sebuah dermaga untuk kegiatan bongkar muat ikan hasil tangkapan nelayan diharapkan dapat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain sebagai tempat aktivitas perikanan, dermaga juga menjadi titik temu antara nelayan dan masyarakat yang membutuhkan hasil tangkapan nelayan. Berfungsinya dermaga dengan maksimal dapat memberi pengaruh yang besar secara ekonomi kepada masyarakat.
Hal ini diungkapkan Zakaria Bakrie Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kolaka Utara di sela-sela kunjungannya di Dermaga Pantai Desa Sipakainge Kecamatan Pakue. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung aktivitas nelayan yang melakukan bongkar muat hasil laut yang menjadi salah satu sumber ekonomi masyarakat di pesisir Kolaka Utara minggu (24/01/2021).
Lebih lanjut Zakaria Bakrie menjelaskan Kolaka Utara dengan panjang pesisir ± 210 kilometer dapat menjadi salah satu potensi yang besar mendampingi sektor pertanian dan perkebunan. Jika masyarakat dapat melakukan kegiatan produksi dengan dukungan dari berbagai pihak maka ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan potensi pesisir yang sudah pasti dapat berdampak positif bagi ekonomi masyarakat.
Lebih lanjut Kadis Perikanan yang belum lama dilantik ini menjelaskan potensi pesisir Kolaka Utara bileh diumpakan sebagai “The Giant Sleep” atau Raksasa Tertidur”, sehingga potensi ini harus tergarap secara optimal dan menyeluruh (tidak sepengal-penggal) dari hulu ke hilir.
Salah satu komoditas yang strategis dan cukup ekonomis yang dapat dibudidayakan wilayah pesisir saat ini adalah budidaya udang vaname yang bisa panen hanya dalam waktu dua bulan lebih. Perputaran ekonomi pada usaha komoditas ini diyakini dapat bersaing dengan komiditas sektor perkebunan yang menjadi komoditas unggulan yang ada di Kolaka Utara.
“Jika dioptimalkan maka hasil yang diperoleh masyarakat jauh lebih cepat perputaran ekonominya daripada sektor produksi lainnya,” ungkap Zakaria.
Mantan Kadis Perikanan Luwu Timur Sulawesi Selatan ini juga menjelaskan tentang ide kawasan budidaya air payau sebagai “base” Kementerian Perikanan dan Kelautan RI untuk mengucurkan program di daerah, untuk mengoptimalkan rencana atau program ini dibutuhkan sinergitas antar OPD terkait bersama “stake holders” lainnya dalam mengkonstribusi berbagai kebutuhan sarana penunjang produksi seperti: jalan produksi dan jembatan, saluran primer dan sekunder, sampai pada kebutuhan jaringan listrik untuk menopang skala usaha intensifikasi. Hingga dalam pelaksanaanya kedepan wilayah ini menjadi sebuah wilayah budidaya yang berbasis kawasan dengan penataan yang telah terencana dengan baik.
Hal yang tak kalah penting menurut Zakaria adalah tentang pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang sesuai standar yang bisa mengakomodir bongkar muat ikan hasil tangkapan nelayan baik saat air pasang maupun air surut. Menurutnya Kolaka Utara mesti membangun sebuah TPI minimal berTipe D atau Tipe C. Hal ini untuk mendukung optimalisasi sektor kelautan dan perikanan.
Ide untuk pengoptimalan sektor ekonomi kelautan, perikanan dan pesisir telah didiskusikan kepada Bupati Kolaka Utara. Kadis Perikanan Kolaka Utara ini berharap dalam upaya untuk mewujudkan ide-idenya untuk pembangunan pesisir di Kolaka Utara semua pihak dapat mendukung dan membantu mewujudkannya.
Penulis : Emil Halim
Editor : Emil Halim