Petani Kakao Andalan Kolaka Utara Bidik Jadi Korporasi Petani

  • Whatsapp

Koluttimes – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam setiap kesempatan mengatakan, untuk mengajak para Gubernur, Bupati, dan pemangku kepentingan lainnya punya cara pandang yang sama untuk memajukan sektor pertanian, karena masalah pertanian adalah masalah perut dan ketahanan pangan menyangkut pertahanan negara, jangan sampai kita biarkan ada yang kelaparan di tengah wabah global Covid-19 ini.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga menegaskan, bahwa kegiatan pertanian seperti olah tanah, olah tanam, hingga masa panen oleh petani harus tetap berlangsung di tengah kondisi seperti saat ini.

Bacaan Lainnya

“Karena masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, dan mempengaruhi hidup matinya suatu bangsa,” ungkap Dedi.

Di samping bahan pokok yang menjadi sorotan sekarang, komoditi dengan permintaan tinggi juga terus diupayakan agar tetap berjalan, salah satunya kakao. Selain memiliki rasa yang disukai banyak orang, kandungan yang terdapat pada kakao juga dapat meningkatkan hormon dopamin dan serotonin di dalam otak. Kedua hormon ini memiliki peran memberikan rasa senang dan nyaman.

Terkait hal tersebut, Kementerian Pertanian mendorong petani cokelat untuk dapat memaksimalkan hasil panennya. Salah satu bentuk dukungan terhadap peningkatan produksi cokelat adalah dari Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) yang juga menyasar kelompok komoditi cokelat di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.

Muslimin, pemilik lahan cokelat yang juga anggota Kelompok Tani Harapan Baru Desa Latowu, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Kolaka Utara, menuturkan manfaat sekolah lapang dari READSI bagi petani cokelat.

“Alhamdulillah, di lahan saya yang luasnya 1 hektare yang tumbuh 800 pohon, yang baru 100 pohon berbuah itu mampu menghasilkan 35 kg biji kering, dengan harga per kilo nya 28 ribu,” ujar Muslimin. Sabtu (10/4/2021)

Muslimin sangat berterima kasih atas adanya program Readsi yang bisa memberikan edukasi lewat SL tahun 2019 lalu, dan bantuan saprodi di tahun 2020 yang lengkap, diantaranya kapur dolomit, pupuk, herbisida, pestisida, dan fungisida.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Fasilitator Desa (FD) memotivasi Muslimin agar tekun membudidayakan usaha pertanian kakaonya menuju konsep kawasan pertanian berbasis korporasi petani.

Adriana Buangin, selaku Fd menuturkan, bahwa Jika kelompok tani binaan READSI dapat mencapai klasifikasi madya dan utama, maka kelompok tersebut dapat diarahkan menjadi korporasi.

Korporasi petani adalah kelembagaan ekonomi petani berbadan hukum berbentuk koperasi atau badan hukum lain dengan sebagian besar kepemilikan modal dimiliki oleh petani (Permentan 18/2018 tentang pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi petani).

Penulis : Adriana Buangin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *