Koluttimes – Aksi demonstrasi Lintas Lembaga Bersaudara Formasi Tolaki Sultra di Kantor DPRD Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) berlangsung ricuh. Kamis (15/7/2021)
Aksi massa tersebut merupakan tindak lanjut aksi sebelumnya, terkait aktivitas pertambangan PT Riota Jaya Lestari di Tanjung Watulaki, yang mengakibatkan kuburan yang disakralkan oleh Suku Tolaki di area Tanjung Watulaki rusak, dan sebagian nelayan kehilangan mata pencaharian karena rusaknya ekosistem laut.
Aksi unjuk rasa yang dikawal Polres Kolaka Utara ini awalnya berjalan lancar. Para pengunjuk rasa melakukan orasi, diantaranya meminta untuk masuk dan bertemu Anggota DPRD Kabupaten Kolaka Utara.
Ditengah pengunjuk rasa melakukan orasi, Ketua DPRD Kolut, Sekda, dan Kapolres Kolaka Utara, turun menemui massa aksi untuk berdialog.
Buhari Djumas selaku Ketua DPRD Kolut menjelaskan, menindaklanjuti aksi sebelumnya, pihak DPRD Kolut telah turun ke lokasi mengecek keberadaan kuburan yang dimaksud, serta melihat kondisi lingkungan di sekitar wilayah pertambangan PT Riota Jaya Lestari. Apa yang di aspirasikan massa aksi akan kami tangani dengan serius.
“Untuk mendiskusikan lebih lanjut terkait aspirasi yang disampaikan, karena saat ini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kami meminta 10 perwakilan dari massa aksi untuk masuk berdiskusi di Kantor DPRD Kolut,” kata Buhari Djumas.
Sementara itu Mansiral Usman, salahsatu orator aksi menegaskan, kami tidak akan masuk jika hanya perwakilan saja yang diterima. Persoalan ini harus didiskusikan dan didengarkan oleh massa aksi, agar tidak ada kekeliruan dan kesalahpahaman yang terjadi.
“Semua massa aksi harus masuk di Kantor DPRD Kolut, kami menolak jika hanya 10 perwakilan saja yang masuk,” Kata Mansiral Usman.
Namun permintaan massa tersebut tidak dipenuhi, sehingga massa mencoba masuk ke kantor DPRD Kolut dengan cara menerobos kawat besi yang berakibat terjadinya saling dorong massa aksi dan pihak kepolisian.
Ditengah aksi saling dorong, aparat kepolisian menyemprotkan air dari kendaraan water cannon, mengakibatkan massa aksi berhamburan dan melakukan lemparan batu serta kayu ke arah kendaraan water cannon. Di saat yang sama, pihak kepolisian menembakkan gas air mata ke arah massa aksi, mengakibatkan massa aksi mundur.
Hingga saat ini, berdasarkan informasi yang dihimpun Koluttimes, 4 aparat kepolisian mengalami luka-luka hingga dilarikan ke Rumah Sakit Djafar Harun untuk mendapatkan perawatan.
Penulis : Emil Halim