Bergerak dari Baliho ke Konektivitas

  • Whatsapp

ANDI FADLY (Pengamat Sosial)

Koluttimes – Kalau dulu para figur politik dikenal dengan banyaknya baliho yang terpajang di sudut-sudut kota sampai pelosok desa, sekarang itu bukan lagi jaminan bahkan tidak banyak mempengaruhi selera orang untuk menyukai, mendukung hingga memilih.

Bacaan Lainnya

Fenomena bang Komeng lolos DPD baru-baru ini dengan perolehan suara terbanyak 5,3 juta suara yang minim baliho dan APK itu adalah pelajaran berharga bagi siapa saja yang ingin tampil dipanggung politik hari ini. Apa yang terjadi pada sang komedian lintas generasi itu adalah model baru dalam berkampanye yang meretas cara-cara lama yang hanya berfokus pada kekuatan uang dan logistik pemenangan.

Apa yang menjadi faktor penentu Komeng lolos DPD dengan perolehan suara tertinggi yang minim budget itu?

Konektifitas. Yaa, Konektivitas atau keterhubungan secara pikiran maupun emosional kepada publik yang mendorong orang-orang untuk menyukai dan memilih bang Komeng. Selain dikenal sebagai orang baik melalui tampilannya dipanggung komedi sejak tahun 90an, bang Komeng konsisten dengan konsep perjuangannya di bidang seni dan budaya. Ternyata citra baik itu memang butuh perjuangan panjang dan konsistensi untuk menjaganya.

Apa yang terjadi pada bang Komeng menurut saya juga bisa terjadi pada figur politisi kita di Kolaka Utara apalagi dalam waktu dekat akan ada Pilkada. Namun sampai saat ini baik diruang virtual maupun diruang nyata diskusi yang berkembang masih seputaran kesiapan “isi tas” yang mendominasi wacana dikalangan masyarakat.

Publik perlu dicerahkan dengan gagasan maupun pengaruh figur yang kuat yang memiliki peta jalan arah pembangunan daerah. Uang maupun logistik pilkada memang sangat menentukan menang-kalah pada permainan, akan tetapi itu bukan satu-satunya. Masih ada cara-cara yang bisa ditempuh tanpa harus menguras energi yang cukup besar dan beresiko merusak peradaban demokrasi.

Didalam buku Marketing 4.0 yang ditulis oleh Philip Kotler bersama Hermawan Kartajaya dan Iwan Setiawan dikatakan bahwa konektivitas adalah faktor penting yang mengubah sejarah pemasaran. Dengan pergerakan yang sangat cepat, mengurangi biaya, mengurangi rintangan masuk ke segmen pasar baru dan menciptakan interaksi yang efektif tanpa kendala ruang dan waktu, konektivitas dibantu oleh perangkat digital dan saluran sosial media yang mampu menghubungkan seorang tokoh politik dan gagasannya kepada publik.

Dengan sosial media, publik bisa melihat, mengikuti, berinteraksi dengan seorang tokoh tersebut secara langsung dan asli sehingga menimbulkan ikatan emosional dan kesamaan visi melihat persoalan-persoalan mendasar yang harus dibenahi bersama di daerah.

Artinya, selain keterhubungan yang efisien terhadap waktu, ruang dan uang, konektivitas secara substansi bukan hanya pada perangkat digital melainkan keterhubungan hati dan pikiran semua orang terhadap isu yang sama.

Jika hari ini ada tokoh politisi di Kolaka Utara yang memiliki konektivitas setiap saat kepada konstituen melalui chanel sosial media berarti tokoh tersebut sudah menang banyak. Tinggal bagaimana kemampuannya menciptakan engagement yang kuat dalam beberapa bulan kedepan menjelang Pilkada.

Dari semua itu, tantangan terbesarnya adalah kemampuan sang figur membangun kesamaan harapan kepada masyarakat untuk perubahan di daerah dari keaslian gagasan yang datang dari nurani.

Selamat berjuang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *